
Bantuan pemerintah tahun 2011 untuk renovasi SD se-Kecamatan Kabat, dilaksanakan dengan sistem swakelola diduga menyimpang dari besaran tehknik (bestek).
Semisal, di SDN 2 Dadapan dianggarkan dana Rp 255.706 juta untuk bangunan fisik 4 lokal, terkesan lepas pantauan tim konsultan dan monitoring UPTD pendidikan setempat. Dibandingkan, hasil pengerjaan antara SDN 2 Dadapan dengan SDN 3 Badean serta SDN 1 Macan Putih masuk Kabat nampak tidak sama kualitasnya. Meski anggaran dan massa pelaksanaan sama 90 hari.
Solikin, selaku ketua pelaksana pembangunan, menegaskan, jika soal pengadaan kayu tersebut tidak sesuai. pihaknya akan memerintahkan tukang untuk membogkarnya. “Begitu juga besinya, harus dibongkar. Karena selama ini kita belum pernah melakukan aktifitas pembelanjaan,” kata Solikin.
Nampak, di SDN 2 Dadapan terlihat kusen jendela pada krepyak, kayunya keropos. Disinyalir kayu lama digunakan kembali. Juga nampak pula pada fisik pembesian kedapatan ukuran besar kecil.
Pernah, Kasek SDN 2 Dadapan, Siti Suparmi, Spd ditemui wartawan terang-terangan mengakui dengan adanya kejanggalan dimaksud. Janji Kasek tersebut secepatnya segera membenahi bangunan sesuai aturan.
Tapi kenyataan, janji Kasek Siti Suparmi hingga kini belum ada realisasi. Bukti fisik kayu yang ada tidak dibongkar, tetapi justru hanya di cat warna merah untuk menutupi kerusakannya.
Kepala UPTD TK/SD H. Mas Tamyis dikantornya mengaku pusing lantaran lembaga sekolah hendak bermain curang. “Saya benar-benar pusing karena masalah ini,” keluhnya.
Informasi terpercaya di SD 2 Dadapan, mengatakan “Kemarin-kemarin ketua komitenya kan menunaikan ibadah haji. Nah, diduga posisi lowong yang ditinggalkan itulah akhirnya di mainkan secara ganda oleh oknum komite.,” tandas sumber tersebut. (st-S2/kim)
Semisal, di SDN 2 Dadapan dianggarkan dana Rp 255.706 juta untuk bangunan fisik 4 lokal, terkesan lepas pantauan tim konsultan dan monitoring UPTD pendidikan setempat. Dibandingkan, hasil pengerjaan antara SDN 2 Dadapan dengan SDN 3 Badean serta SDN 1 Macan Putih masuk Kabat nampak tidak sama kualitasnya. Meski anggaran dan massa pelaksanaan sama 90 hari.
Solikin, selaku ketua pelaksana pembangunan, menegaskan, jika soal pengadaan kayu tersebut tidak sesuai. pihaknya akan memerintahkan tukang untuk membogkarnya. “Begitu juga besinya, harus dibongkar. Karena selama ini kita belum pernah melakukan aktifitas pembelanjaan,” kata Solikin.
Nampak, di SDN 2 Dadapan terlihat kusen jendela pada krepyak, kayunya keropos. Disinyalir kayu lama digunakan kembali. Juga nampak pula pada fisik pembesian kedapatan ukuran besar kecil.
Pernah, Kasek SDN 2 Dadapan, Siti Suparmi, Spd ditemui wartawan terang-terangan mengakui dengan adanya kejanggalan dimaksud. Janji Kasek tersebut secepatnya segera membenahi bangunan sesuai aturan.
Tapi kenyataan, janji Kasek Siti Suparmi hingga kini belum ada realisasi. Bukti fisik kayu yang ada tidak dibongkar, tetapi justru hanya di cat warna merah untuk menutupi kerusakannya.
Kepala UPTD TK/SD H. Mas Tamyis dikantornya mengaku pusing lantaran lembaga sekolah hendak bermain curang. “Saya benar-benar pusing karena masalah ini,” keluhnya.
Informasi terpercaya di SD 2 Dadapan, mengatakan “Kemarin-kemarin ketua komitenya kan menunaikan ibadah haji. Nah, diduga posisi lowong yang ditinggalkan itulah akhirnya di mainkan secara ganda oleh oknum komite.,” tandas sumber tersebut. (st-S2/kim)