Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Budaya sebagai perekat tatanan kehidupan

Share this history on :
Oleh : Fahd Reza Abdullah
KMB-Kebudayaan merupakan sesuatu titik dimana hal itu menjadi sebuah keniscayaan
dari tatanan suatu kehidupan yang musti di laksanakan, tahapan tahapan
kebudayaan di mulai dari nilai nilai yang hadir dalam diri manusia, nilai
nilai yang hadir dalam diri manusia tersebut tak ubahnya sebagai ide ataupun
hidayah dari tuhan YME, lantas ide –ide tersebut di ejawantahkan di dalam
suatu prilaku yang di lakukan secara terus menerus maka akan menghasilkan
suatu kebiasaan oleh manusia dan kebiasaan itu di lakukan secara simultan
dan keberlanjutkan maka akan menciptakan suatu budaya.

Disinilah letak dimana kebudayaan yang timbul dari hati dan sanubari serta
nilai nilai bangsa Indonesia di ramu dan di jadikan sebagai pijakan dimana
perpaduan antara budaya , ideology dan keyakinan akan ajaran serta informasi
menjadi perekat utama suatu tatanan kehidupan, kita mengetahui bagaimana
budaya Indonesia yang telah di akui oleh dunia kualitasnya sebagai warisan
luhur budaya bangsa perlu di jadikan sebagai pijakan aksiologis kedepan,
warisan luhur budaya bangsa yang patut di jadikan pijakan aksiologis
diantaranya Tingginya budaya adi luhung di balik candi Borobudur, pegelaran
wayang kulit, keris, nilai nilai sastra gurindam dan lain sebaginnya , serta
berbagai macam kearifan local (Lokal Wisdom) yang ada di Indonesia.

Di tingkat selanjutnya adalah tahapan suprastuktur dimana kita harus
mengandaikan dan mengupayakan adanya bangunan ideologis yang kokoh di batin
segenap anggota masyarakat. Dengan cara membangun kembali idiologi pancasila
sebagai manhajul fikr / wastenchaung dalam kehidupan. Kita sebetulnya
sepakat dengan nilai nilai yang terkandung didalam pancasila akan tetapi
secara nyata – nyata di kehidupan sehari hari kita menafikan nilai nilai
yang terkandung di dalamnya seperti gotong – royong , toleransi , moral
consenseusnes,dll menguti kata – kata Prof DR H Damarjati Supanjar bahwa
inti sari filsafat pancasila yakni filsafat gotong royong, dan pancasila
sebagai TUAH SAKATO atau dalam unsur filsafatnya yakni filsafat organic atau
filsafat proses, yang memandang semesta ala mini sebagai struktur
(Lahir-Batin) dan berproses (awal-akhir) dan Sebab – Akibat.

Perpaduan antara Kebudayaan, Suprastuktur Idiologi (Pancasila) dan keyakinan
keyakinan akan ajaran serta di barengi dengan hati nurani yang tulus adalah
suatu ikatan perekat dalam melawan musuh bersama ( Common Enemys) yakni
Neoliberalisme Yang berdimensi nasional maupun Global. Strategi kebudayaan
yang telah berpadu padan dengan ideology menjadikan salah satu kekuatan yang
massif untuk melawan neoliberalisme.

Menjadikan kebudayaan sebagai salah satu unsure yang massif dalam melawan
Neoliberalisme di membutuhkan beberapa fase dalam strategi perlawananya fase
1, adalah fase penyadaran masyarakat terhadap Kebudayaan itu sendiri,
bagimana kebudaayaan kita dari mana kebudayaan kita disinilah factor pertama
kita mengnel kebudayaan kita, 2. Pemahaman Persoalan
Thank you for visited me, Terima kasih telah mengunjungi website kami
www.KAUKUSMUDABANYUWANGI.com