
Kemampuan dari tokoh" politik gaek banyuwangi (Ir.H.A.Wahyudi,Ir.H.Eko sukartono,H.Joni Subagiyo SH,Hermanto SE dan masih banyak lagi) yg menjadi penjaga gawang Parpol tsb belum lagi dari kalangan NU (KH.Masykur Ali, Muklisin dll) berperan juga mendongkrak perolehan suara Dahsyat. Banyaknya bendera dalam proses pemenangan pasangan Dahsyat secara kasat mata tampak bagai pisau bermata dua, satu sisi kemampuan menata hubungan harmonis dg legislatif akan lebih mudah, sehingga memudahkan koordinasi antara eksekutif dgn legislatif akan tetapi di sisi lain banyaknya bendera mengakibatkan banyak kepentingan yg ada di dalamnya.
Karena tidak semuanya bisa menerima dg legowo kala ada kalkulasi dengan kekuasaan. Kemampuan managemen kekuasaan sang pemimpin akan di pertaruhkan agar yang bagaimana kekuatan ini tidak tercerai berai minimal sampai akhir masa pemerintahannya. Kemampuan komunikasi AAA sebagai mantan legislator senayan sesungguhnya tidak usah di ragukan lagi akan tetapi bila kekuatan ini tercerai berai maka kemungkinan Banyuwangi akan menjadi kabupaten Wisata Konflik tidak akan terelakkan.
Masih lekat dalam ingatan kita bagaimana Pemerintahan Ir.H.Samsul Hadi yg pada akhirnya di "ganggu" oleh pendukungnya sehingga pemerintahan tidak bisa berjalan baik apalagi hubungan dengan legislatif juga tidak harmonis apalagi setelah konflik "Minakjinggo". Akomodasi terhadap kepentingan kelompok Pendukung harusnya tetap di dukung oleh profesionalisme & akuntabilitas karena sekarang bukan hanya mengakomodasi kepentingan kelompok tetapi mengakmodasi kepentingan seluruh rakyat banyuwangi.
Kemampuan sebagai dirigen pemerintahan hendaknya tetap betul" menjadi hak sang bupati dengan tidak di ribeti oleh parpol atau tim sukses dalam pemilukada karena begitu ada keleluasaan maka pasti akan menimbulkan intrik di golongan itu sendiri, oleh karena itu hendaknya ada kemauan yg kuat dari Bupati maupun pendukungnya mewakafkan AAA kepada banyuwangi. Keberanian Sang Bupati untuk tidak ewuh pakewuh harus benar" di tegakkan sehingga segala kebijakan sang Bupati tetap dalam kebijakan sebagai Bupati dan tidak di pengaruhi para pembisiknya.
Jadi hendaknya kemesraan yg dipertontonkan selama kampanye oleh beberapa tokoh" politik gaek Banyuwangi harus tetap di kedepankan karena ini juga berpengaruh pada percepatan pembangunan & percepatan pelaksanaan janji" kampanye, karena rakyat sudah capek dengan janji" tapi mereka butuh realisasi. Menetapkan skala prioritas dari reformasi birokrasi sampai menuntaskan RPJMD menjadi PR yg harus diselesaikan dalam waktu dekat & termasuk menyudahi dendam antar rezim serta lawan" politik di Pemilukada
Hendaknnya juga jadi titik yg harus di laksanakan sang bupati demi sebuah Kemesraan yg selalu akan di pertontonkan kepada rakyat dan bukan konflik yg tak kunjung usai. Sehingga duduk bersama dengan para pendukung utk meminta kerelaan hati tetap bersama dalam sebuah "kemesraan" dan mengajak serta merangkul semua pihak termasuk yg paling oposan sekalipun adalah sebuah keharusan yg harus di laksanakan demi lancarnya pembangunan di Banyuwangi, dan akhir kata hanya Selamat datang Pemimpin Muda, Selamat Berkarya untuk banyuwangi..